BEKATUL MERAH DAN BEKATUL PUTIH |
Padi yang umum ditanam jaman sekarang berumur sekitar 3 bulan sudah bisa dipanen, kemudian padi yang sudah dipanen itu dirontokkan dengan cara tertentu bisa dengan mesin bisa secara manual. Padi yang sudah rontok dari tangkainya itu disebut dengan gabah, pada gabah ini terdapat empat bagian, kalau disebutkan dari luar ke dalam adalah : pertama kulit padi keras disebut sekam, kedua kulit ari beras (bran/bekataul), ketiga adalah lembaga atau mata padi dan keempat adalah daging biji atau padi yang kita konsumsi sehari-hari sebagai nasi.
Pada jaman dahulu sebelum ada mesin perontok padi maupun pengupas padi seluruhnya dikejakan dengan cara manual sehingga disamping berat karena menggunakan tenaga manusia juga memakan waktu yang lebih lama, hasilnya pun tidak sebersih jika dibanding dengan dengan menggunakan mesin. Namun ada baiknya pengerjaan manual ini padi yang diputihkan dengan lumpang tidak bersih kulit arinya sehingga masih ada yag berbawa beras sehingga masih ada vitamin dan mineral yang terikut pada berasnya.
Padi ini baru bisa dikupas kulit kerasnya (sekamnya) setelah dilakukan pengeringan dengan matahari beberapa waktu tergantung intensitas sinar matahari yang ada. Setelah kering sampai pada tingkatan tertentu gabah bisa dikupas dengan mesin sehing terjadi pemisahan antara kulit keras (sekam) dengan biji beas atau biasa disebut dengan beras pecah kulit. Beras pecah kulit ini masih diselimuti kulit ari beras atau bran sehingga warnyanya kuning kecoklatan, ada beberapa jenis beras yang lain tergantung warna kulit arinya, yaitu beras merah, dan beras hitam. Pada dasarnya beras itu wananya putih setelah diambil kulit arinya.Kembali ke pokok bahasan, setelah beras pecah kulit cukup kering maka langkah kemudian adalah proses pelepasan kulit ari (bran) dengan biji berasnya, sehingga terpisah menjadi beras putih dan rice bran/bekatul. Agar bekatul tidak mudah rusak karena jamur/fungi maupun bakteri maka segera dilakukan pemasakan dengan cara dilembutkan dan dipanaskan dengan teknik tertentu sehingga rice bran/bekatul tidak terkontaminasi bibit jamur/fungi maupun bakteri. Setelah dilakukan pamasakan tanpa campuran apapun segera didinginkan secara alami dan kemudian dikemas dengan pengemas yang rapat sehingga tidak terkontaminasi dengan udara luar.
Beras putih yang sudah diambil brannya atau kulit arinya sesungguhnya sudah kehilangan unsur-unsur yang menyehatkan badan terutama yang hilang adalah : Vitamin (B1, B2, B3, B5, B6 dan tokoferol); Pangamic acid (Vit. B15); Serat pangan (dietary fiber), serta mineral; Natrium; Kalium; Khlor, Protein; Mineral; Lemak atau asam lemak esensial; Phytosterosis; Polyphenois; Phospholipids; Beta-sitosterol; Co-enzyme Q10; Omega 3 Fatty Acids; Omega 6 Fatty Acids dan Oteic Acid. dengan demikian beras putih itu hanya mengandung karbohidrat saja dan jika dimakan secara berlebihan menurut kebutuhan tubuh kita maka berpotensi akan menimbulkan obesitas maupun diabetes.
Oleh karena itu kami berinisiatif untuk mengambilnya kembali dan untuk dikonsumsi secara bersama dengan nasi maupun dengan cara terpisah dengan nasi. Jika kita mengkonsumsi nasi berikut brannya tentunya kebutuhan akan vitamin dan zat gizi tersebut di atas tidak lagi memerlukan suplemen baik dalam betuk obat maupun makanan yang mengandung vitamin dan gizi seperti tersebut di atas.
Demikian sekelumit tentang bagaimana terjadinya rice bran/bekatul yang sangat hebat untuk pencegahan penyakit diabetes melitus, hipertensi, hiperkolesterol, dan hipertrigliserida serta berbagai penyakit degeneratif lainnya.
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati, jadi kami hambau untuk mengkonsumsi rice bran/bekatul sebagaimana sudah dilakukan banyak orang di jaman ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar